Cari Blog Ini

Kamis, 07 Juli 2022

Tips Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak

Pendidikan formal masih menjadi primadona bagi orang tua, dan orang tua menganggap pendidikan formal ini harus ditempuh setiap anak. Di Indonesia sendiri, program wajib belajar dua belas tahun yang dirancang oleh pemerintah bertujuan setiap anak tidak putus sekolah. Berdasakan hal ini, para orangtua seolah “ditugaskan” untuk mampu memilih sekolah yang terbaik bagi anandanya. Nah, sudahkah ayah dan bunda mengetahui bagaimana cara memilih sekolah yang tepat untuk ananda kita. Pilih sekolah terbaik untuk anak Keputusan dalam memilih atau menentukan sekolah mana yang tepat untuk anak memang bukan hal yang mudah. Hal ini terkadang menjadi dilema bagi sertiap orang tua ketika memilih sekolah buat anak dan tak jarang orang tua merasa was-was bahkan cemas karena takut pilihan mereka salah atau keliru. Memilih sekolah yang baik dan cocok untuk anak merupakan hal penting loh ayah dan bunda, hal ini tidak bisa kita abai begitu saja. Mengapa demikian, sekolah adalah rumah kedua bagi anak setelah rumah kita tempat dimana anak-anak banyak menghabiskan waktu dan menuntut ilmu dan menanamkan konsep-konsep yang akan menentukan langkah anak kita ke depannya. Di sekolah juga, anak kita akan dididik menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kompetensi-kompetensi untuk bekal dalam menjalani kehidupan kedepannya. Dan tidak kalah penting sekolah juga sebagai tempat menanamkan akhlak dan ilmu sehingga dalam kehidupan sehari-hari menjadi terarah dalam menatap masa depannya. Bagaimana memilih sekolah yang tepat untuk anak Ayah dan bunda jangan asal memilih dan mendaftarkan anak masuk sekolah ya, Sebelum mendaftarkan anak ke sekolah, ada beberapa poin yang sebaiknya ayah dan bunda pikirkan. Untuk itu, pertimbangan yang bisa ayah adan bunda jadikan tolok ukur untuk menentukan sekolah bagi anak ialah. Sekolah pertama atau sekolah awal, dan kedua yaitu sekolah lanjutan. Sekolah pertama untuk anak Ayah dan bunda, walaupun anak masih dalam usia dini tentunya ayah dan bunda juga berharap untuk menyekolahkan anak kita pada usia ini. Biasanya, jenjang pendidikan ini diperuntukkan bagi anak usia dini. Misalnya playgroup, PAUD, taman kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) . Ayah dan Bunda hebat Agar tidak bingung, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan oleh ayah bunda pada sekolah pertama bagi anak kita. seperti: 1. Proses Belajar Mengajar di sekolah Ayah dan bunda super, percaya atau tidak paduan antara sekolah dan rumah sama-sama memiliki peran atau andil yang sangat besar dalam pembentukan karakter dan disiplin ilmu anak untuk masa kedepannya. Oleh karena itu, ada baiknya untuk memilih sekolah awal yang terbaik bagi anak, ingat bukan hanya baik untuk penanaman konsep ilmu keduniaan nya, tetapi lebih pada paduan antara penanaman akhlak dan ilmu sehingga menjadikan keduanya menjadi seimbang. Oleh sebab itu ayah bunda, kita sebagai orang tua harus memastikan jika pra sekolah yang kita pilih memiliki tenaga pengajar alias guru-guru yang memiliki karakter atau akhlak yang mumpuni dan handal jika sudah memiliki karakter yang kuat maka bisa dipastikan jika guru tersebut memiliki kelas profesional, disamping guru-guru yang baik pastikan juga metode-metode pembelajaran yang mereka terapkan dapat menyenangkan. Jadi, ayah dan bunda. Baik sekolah ataupun rumah akan bersama-sama berkolaborasi demi penanaman akhlak dan ilmu. Sehingga guru dan orang tua sama-sama memiliki peran yang seimbang. Ayah dan bunda tentunya tidak hanya bergantung pada sekolah, tetapi ayah dan bunda juga harus ikut andil dalam pembentukan kemajuan anak dalam illmu dan adab. 2. Lingkungan yang nyaman Ayah dan bunda walaupun sekolah awal, semua kegiatan atau proses pembelajaran yang dilakukan tentunya menggunakan indoor maupun out door. Oleh sebab itu Ayah dan Bunda, cari sekolah dengan lingkungan yang bersih. Ayah dan bunda bisa melihat-lihat sekolahnya, seperti sarana air yang tersedia, kemudian toiletnya, air sumur atau pam, adakah air mengalir setiap saat, kemudian lingkungan sekolah apakah tersedia kotak sampah atau bahkan bebas dari sampah. Nah hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi ayah dan bunda dalam memilih sekolah untuk anak. Lingkungan sekolah yang bersih dan rapi, tentunya akan membersamai guru-guru yang juga menomor satukan kebersihan. 3. Finansial Ayah dan bunda selain melihat proses belajar mengajar disekolah, lingkungan sekolah dan yang ketiga tentunya jangan lupa untuk memikirkan biaya sekolah anak. Memang sekolah yang baik tidak selalu identik dengan biaya yang mahal. Ayah dan bunda, ada baiknya mempertimbangkan kembali biaya sekolah dengan kemampuan yang ayah dan bunda miliki saat ini. Tentunya biaya yang ditawarkan oleh sekolah apakah sesuai dengan kualitas yang ada. Memilih sekolah lanjutan Ayah dan bunda setelah anak masuk ke jenjang sekolah yang sesungguhnya, seperti SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA, bahkan Perguruan Tinggi, ayah bunda bisa mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Diskusikan dengan Anak Ayah dan bunda, jika selama ini para orang tua telah menentukan anaknya sekolah di mana. Ada baiknya ayah dan bunda merubah hal tersebut, luangkanlah waktu dan berdiskusilah bersama anak-anak kita, tanyakan kepada mereka sekolah seperti apa yang mereka inginkan. Setelah berdiskusi dengan anak, lanjutkan berdiskusi dengan orang terdekat kita yaitu antara suami dan istri. Setelah berdiskusi antara anak dan orang tua, maka selanjutnya kita sebagai orang tua dapat memberikan saran pada pilihan putra dan putri kita. Sehingga dengan berdiskusi seperti ini semua akan merasa dihargai, dan jangan lupa setelah berdiskusi bermohonlah pada Allah untuk mengharap ridhoNya dengan pilihan yang telah kita tetapkan bersama buah hati kita. 2. Akreditasi sekolah Ayah bunda semua sekolah pada dasarnya menawarkan pendidikan dan pembelajaran untuk anak. Hanya saja, tingkatan akreditasi masing-masing sekolah tentunya berbeda-beda, dan hal ini tentunya tidak bergantung pada status sekolah. Dalam artian baik sekolah negeri maupun swasta sama-sama memiliki kesempatan untuk mendapatkan akreditasi yang baik. Mengapa akreditasi menjadi tolok ukur ayah dan bunda, jika putra dan putri kita di SMA maka, kuota untuk melanjutkan ke PTN melalui jalur SNMPTN mereka melihat status akreditasi sekolah tersebut. Tentu saja akresitasi A kuotanya tentu saja lebih banyak dari pada kuota dengan akreditasi B atau C. Jadi ayah dan bunda, pastikan sekolah yang kita pilih telah memiliki akreditasi. Dengan harapan ke depan jika anak kita akan melanjutkan pendidikan ke PTN maka akan mendapatkan kota yang cukup besar dengan standar akreditasi tersebut. 3. Lokasi Sistem zonasi tentu saja di terapkan di sekolah yang statusnya Negeri, selain dari sekolah khusus yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sesuai dengan peraturan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Sistem zonasi tentunya menjadi penentu jika anak kita akan disekolahkan di sekolah yang labelnya sekolah negeri. Tetapi ayah dan bunda, zonasi akan berlaku jika ayah dan bunda memilih sekolah negeri saja. Tetapi sistem zonasi tidak berlaku bagi sekolah swasta dan sekolah khusus atau sekolah kategori unggulan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Ayah dan bunda, perlu juga dipahami untuk anak kita usia SD, SMP lokasi sekolah yang terlalu jauh dapat membuat anak capek karena menghabiskan terlalu banyak waktu di jalan untuk pulang dan pergi, ditambahlagi jika ada kegiatan-kegiatan lain yang diikuti oleh anak kita. Jadi ayah bunda, bagi ayah dan bunda dan anak yang memilih sekolah negeri zonasi menjadi pertimbangan yang baik karena mengatur jarak tempat tinggal ke sekolah. 4. Fasilitas dan program sekolah Bebeberapa pertimbangan di atas, tentu saja menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan poin terakhir ini ayah dan bunda. poin penunjang lain yang ada di sekolah juga bisa ayah bunda pikirkan baik-baik. Meliputi fasilitas dan program kegiatan sekolah. Fasilitas yang ada disekolah dan program yang ada tentu saja akan membuat anak menjadi tambah betah disekolah tersebut. Misalnya, si kecil hobi sekali bermain olahraga sepak bola, seni, pencak silat, dan lain sebagainya. Ayah dan bunda tentu saja harus memperhatikannya selain sarana tentu saja program lanjutan yang akan digerakkan di sekolah tersebut setelah memiliki sarana yang lengkap. Apakah didudukung juga oleh para pelatih dan dukungan dari internal sekolah. Jadi, selain belajar anak kita juga perlu diseimbangkan dengan kemampuan motorik lainnya. Agar kehidupan yang dijalankan menjadi seimbang.

Kamis, 16 Juni 2022

Bandung Mempesona

Tak selamanya Oemar Bakri itu identik dengan menulis, membaca buku, siswa dan mengajar. Karena guru juga manusia, memang kebahagiaan kami adalah ketika bertemu dengan para siswa dan menyaksikan keberhasilan mereka.. Pagi ini cuaca sangat dingin, karena semalaman kota Lubuklinggau diguyur hujan cukup lebat. Hari masih menunjukkan pukul delapan pagi, kami sudah berkumpul di Muara Beliti ibu Kota Kabupaten Musi Rawas, perjalanan dari kota Lubuklinggau sekitar 15 menit saja dengan menggunakan kendaraan roda empat, perjalanan lima belas menit dari kota Lubuklinggau benar-benar tak terasa karena kami sudah tiba di muara beliti pagi itu. Sesampainya kami di muara beliti, ternyata rekan-rekan guru dari SMA Negeri Muara Kelingi sudah sampai duluan bersama Bus yang telah kami sewa sebelumnya. Setelah semuanya lengkap kami berdoa dan kami pun berangkat menuju Kota Bandung dengan tujuan SMA N 1 Bandung dan Pesantren Daarut Tauhiid. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, karena melewati pulau dan melewati beberapa provinsi akhirnya kami tiba di Kota Bandung. Walaupun perjalanan ini begitu melelahkan, tapi dengan kebersamaan antara rekan-rekan guru membuat perjalanan ini tak terasa. Kami tiba di kota Bandung tepatnya malam hari, dengan kondisi yang begitu melelahkan ibarat habis mengikuti lomba marathon beribu-ribu kilo. Setelah semuanya dapat kamar, kami pun menuju kamar masing-masing dan langsung saja aku guyur tubuhku dengan air. Segar sekali rasanya seperti di saat-saat kehausan mendapatkan juz pokad. Setelah selesai mandi aku dan beberapa teman masih menyempatkan diri untuk berjalan-jalan disekitar penginapan, sekedar menghilangkan kelelahan dan ingin menghirup udara kota bandung sekaligus menikmati lezatnya kuliner di kota kembang ini. Tik..tik..tik... terdengar begitu syahdu mengalun ditelingaku, saat kupikir pendar-pendar cahaya akan menemaniku malam ini. Tidak demikian, nyatanya rintik hujan lebih dahulu turun menyirami kota kembang. Sementara angin masih beradu lirih pada waktu yang enggan tuk berpisah, sementara aku masih begitu lirih dengan kelelahan pada kenangan dan perjalanan yang telah kami lalui untuk sampai ke tempat ini. Hari yang melelahkan, akhirnya aku dan kawan-kawan terlelap menutup malam pertama kami di kota kembang. Ketika terbangun kulihat pukul empat, kugeser hordeng di jendela dan kuarahkan padanganku ke luar, ternyata masih gelap dan hanya terlihat gemerlip lampu-lampu dari gedung yang berada di sekitar penginapan kami. Sementara kedua orang sahabatku masih tertidur pulas. Maklum saja perjalanan yang cukup jauh menguras tenaga dan energi kami semuanya. Kualiri seluruh tubuhku dengan air dari kran, sejuk sekali seperti air yang mengalir dari lereng perbukitan dan seketika tubuhku menjadi segar bugar kembali. Setelah selesai mandi dan berwudhu aku bersimpuh pada sajadah yang telah disiapkan di penginapan kami. Sambil menyelesaikan bebebarapa rakaat dan lembar-lembar surat cinta dari Allah. Sementara di luar sana mengalun sendu dan sangat merdu, suara tilawah telah bersahut-sahutan dari masjid disekitar penginapan kami. Setelah selesai sholat subuh berjamaah, aku bersama ke dua sahabat telah siap untuk berjalan jalan sekaligus olahraga ringan. Kemudian melewati recepsionis dan bertanya dimana tempat berolahraga. Dan kami bertiga terkejut, dari penjelasan akang recepsionis bahwa alun-alun kota bandung berada sekitar 400 meter saja dari penginapan kami. Alun-Alun Bandung Memposona Setelah mendengar penjelasan dari akang recepsionis tadi, aku dan ke dua sahabat ku rasanya tak sabar lagi. kami bertiga langsung tancap gas, walaupun sebenarnya berjalan kaki. Dan setelah beberapa menit berjalan kaki kami bertiga berucap “masyaAllah” kami bertiga takjub luar biasa. Dihadapan kami terhampar alun-alun kota Bandung dengan segala magisnya, dan rumput sintesis yang terhampar luas membuat tempat ini begitu indah dan menarik. Bagi siapa saja yang datang ke tempat ini, tentu akan terpesona. Kami bertiga langsung masuk ke hamparan rumput sintesis, setiap pengunjung yang ingin masuk tentu saja melepaskan alas kaki. Sehingga tempat ini benar-benar bersih, sementara disisi lain dari alun-alun kota Bandung terdapat masjid Raya Bandung dengan menara kembar dan kubah emasnya. Sungguh membuat kami takjub, tempat yang sangat indah, dan yang membuat kami salut walaupun tempat ini begitu ramai pengunjungnya tapi kebersihannya tetap terjaga. Setiap pengunjung ditempat ini ternyata tidak perlu mengeluarkan cuan, karena semua fasilitas di tempat ini gratis bagi pengunjungnya. Alun-alun Bandung terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam. Tempat ini paling ramai dikunjungi terutama pada hari libur dan malam minggu pelancong yang datang tidak hanya dari dalam kota. Seperti kami pada saat ini dari seberang yang amat jauh dari pelesok negeri. SMAN I Bandung Luar Biasa Tepat pukul sembilan nol-nol kami tiba di SMA N I Badung, sesaat sampai di tempat ini. Dari luar pagar kami semuanya sudah takjub dengan kondisi sekolah ini bersih dan rapi, kami disambut dengan begitu ramah oleh segenap civitasnya. Setelah diadakan pertemuan sekitar dua puluh menit bersama kepala sekolah dan seluruh dewan guru di SMAN I Bandung. Kami diajak berkeliling di setiap sudut sekolah ini, dan ini menambah decak kagum kami. Dengan fasilitas dan program-program yang ada, menjadikan sekolah ini sebagai sekolah favorit di Bandung. Sesampainya kami di sekolah ini, langsung diajak keruangan untuk ajang silaturahmi, dari hasil paparan singkat, bahwa prestasi sekolah ini sangat membanggakan dan luar biasa baik di level nasional maupun internasional. Untuk urusan di terima di Perguruan Tinggi Negeri melalui SNMPTN juga luar biasa, rata-rata siswanya di terima di PTN dan yang belum diterima melalui jalur khusus SNMPTN mereka rata-rata diterima melalui jalur mandiri. Kemudian dari segi ekstrakulikuler juga telah meramaikan ajang-ajang tingkat nasional. Jika di bandingkan sekolah ini dengan tempat kami mengajar, maka perbedaannya sekitar 360 derajat. Ibarat bumi dengan langit, baik dari segi apapun itu. Kami menyadari hal ini dengan sepenuh hati, maklum jika sekolah kami berada di pedesaan dan jauh dari ibu Kota Kabupaten sementara sma yang kami kunjungi saat ini berada di pusat kota besar yang begitu ramainya. Satu hal yang membuat ku begitu takjub, anak-anak di SMA N I Bandung sudah mengeluarkan beberapa buku baik itu antologi puisi maupun cerpen hasil karya mereka. Dan buku–buku tersebut telah disebarluaskan. Pesantren Daarut Tauhid Setelah selesai mengunjungi SMAN I Bandung, kami pamit dan bergegas menuju pesantren Daarut Tahuiid di Lembang. Selama perjalanan begitu mengasyikkan, melewati kota Bandung yang begitu indah, sayang rasanya untuk dilewatkan begitu saja. Ibaratkan anak remaja baru jatuh cinta. Itulah yang kami rasakan saat ini, saat pertama kami menginjakkan kaki di kota ini. Kami telah jatuh cinta pada padangan pertama. Setelah melewati arus lalu lintas yang begitu padat, akhirnya kami sampai di pesantren Daarut Tauhiid. Alhamdulillah kami disambut oleh beberapa orang ustad, dan kami langsung diajak untuk mengikuti kajian yang kebetulan sedang dilaksanakan di masjid pada saat itu. Setelah mengikuti kajian, kami langsung bersilaturahmi dan diajak mengunjungi setiap sudut pesantren Daarut Tauhidd didampingi beberapa orang ustad. Dari pondok pesantren ini, begitu banyak pelajaran yang kami dapatkan. Pondok ini begitu bersih dan tertata rapi, sehingga akan membuat nyaman bagi siapa saja yang berada di sini. Pondok pesantren Daarut Tahidd memiliki beberapa kelebihan diantaranya, seleksi yang ketat kepada setiap santri baru yang akan mengeyam pendidikan di sini. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas terutama hafalan alquran kedepannya. Karena pondok memiliki target yang telah disepakati. Disamping itu juga, yang membuat pondok pesantren ini berbeda ialah intensitas usaha atau aktivitas ekonomi di dalam lingkungan pesantren yang menunjang kemandirian. Lodge Maribaya Serpihan Syurga Setelah mengunjungi pesantren Daarut Tauhiid kami dan rombongan menuju salah satu destinasi wisata yang terkenal di lembang, “Lodge Maribaya” namanya, memang negeri tercinta ini kaya akan keindahan alamnya, jika diibaratkan maka memang benar gambaran syurga itu ada di negeri tercinta ini salah satunya ialah Lodge Maribaya. Jalan menuju ke destinasi ini, tambah mengasyikkan dia akan menghapus gundah gulana yang ada di setiap insan. Bahkan ketika pikiran kita yang sedang penat pun jika kita mengunjungi tempat ini maka akan segera sirna. Karena tempat ini benar benar akan memanjakan hati dan pikiran setiap pengunjungnya. Karena lodge maribaya berada dipegunungan di keliligi hutan pinus. Sepanjang mata memandang hanyalah keindahan dan ketakjuban. Tentu saja membuat sepanjang perjalanan semuanya akan memukau dan membuat kita enggan berpisah darinya. Ketika kami sampai di tempat ini, semua penat yang kami bawa dari tanah kelahiran yang jauh dari seberang semuanya hilang. Lereng-lereng bukit dipenuhi oleh hamparan pohon pinus yang luas dan sangat memukau, udara yang begitu sejuk bentangan alam nan eksostis cantik nan rupawan. Begitu indah ciptaanNya, bersyukur kami dan rombongan bisa mengunjungi tempat seindah ini. Tak terasa hari sudah sore, cuacapun mendung. Sekalipun kami dan rombongan enggan pergi dari tempat ini, tapi kami dan rombongan tetap kembali. Bagaimana mungkin ingin kembali secepat ini karena rasa hati telah terpaut dengan indahnya tempat ini. tetapi kami jaga kekagamuman akan indahnya tempat ini, ia tak akan sirna. Suatu saat nanti kami akan kembali..

Jumat, 08 April 2022

Ramadhan Bersama Keluarga Tercinta (h6)


 

Hari ini tepat hari ke sepuluh saya menulis di kompasiana, selama ini beberapa tulisan mengenai puisi, cerpen, artikel, dan sedikit hasil dari penelitian yang pernah saya tulis hanya tersimpan rapi dalam laptop. Tetapi ketika saya membaca tulisan beberapa rekan di kompasiana, membuat saya tergelitik dan tertarik untuk menuangkan passion saya di sini. Entah apa namanya apakah saya telah jatuh cinta dengan kompasiana atau apalah namanya ?. Tetapi yang jelas saya hanya ingin berbagi lewat tulisan ini, dan berharap suatu saat nanti akan tersimpan rapi di sini. Ketika ada sahabat, kerabat, ataupun yang ingin membacanya toh mereka tidak sibuk lagi harus membongkar isi laptop saya. Hehehehehehhe!

              Mengapa kita harus menulis ya teman-teman ?

Meningatkan pada pesan sastrawan yang begitu masyhur Pak Pram (Pramoedya Ananta Toer)

“Orang boleh saia padai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari sejarah dan di tengah-tengah masyarakat”

Ketika kita menulis, maka kita telah meninggalkan goresan-goresan yang dicatat dalam sejarah, berupa warisan dalam bentuk tulisan. Walaupun sebenarnya saya adalah guru bahasa Indonesia di salah satu SMA di Kabupaten Musi Rawas, sayapun mesti harus rajin menulis. Karena saya akan berbagi informasi kepada murid-murid saya tentang belajar menulis, seperti menulis puisi, cerpen, novel, karya ilmiah dan lain sebagainya. Jadi mengingat pesannya Pak Pram, walaupun guru maka ketika tidak menulis maka akan hilang.

              Pagi ini sama seperti biasanya, mengantarkan istriku ke Raudhatul Athfal kami di jalan Majapahit. Kira-kira belum lima menit kami sudah sampai di RA, langsung saja istriku membuka pagar dan aku merapikan pohon markisa yang sedang rindang-rindangnya di sekolah kami. Sambil merapikan pohon markisa tak lama kemudian datanglah Umi Tia, salah satu guru di RA Kami. Umi Tia bersama putrinya kira-kira usianya 4 atau 5 tahun. Langsung menghampiri istriku dan bercerita

“ Umi ! aku dak puaso mi, jingokla jajan ku banyak nian” yang jika diartikan

 “Umi saya tidak puasa, lihat mi jajanan saya banyak sekali”

 

 

 


 

 

Saya dan istri tertawa bersama hhahahahahah

“Sini wak minta ujar ku”

“nah bagilah wak minta jajanan ayuk” ujar istriku dan diapun tersenyum.

               Kemudian selesailah saya merapikan pohon markisa di sekolah kami, dan langsung menuju pulang. Setelah sampai di rumah, kembali teringat beberapa kejadian pada saat sholat Taraweh malam tadi terutama Abang dan Dek Mamal.

              Masjid di komplek rumah kami tidak terlalu dekat dan tidak juga terlalu jauh, jadi cukup dengan berjalan kaki saja. Malam ini Masjid kami sudah mulai Taraweh dengan dua puluh tiga rakaat, sesampai di masjid kuperhatikan malam yang ke enam tidak sama seperti malam pertama, kedua, dan sampai kelima. Malam sebelumnya masjid kami penuh sesak, hingga jamaahnya tidak tertampung lagi, dan teras masjidpun digunakan untuk sholat. Tapi tidak dengan malam ini atau malam ke enam, masjid kami tidak lagi penuh sesak seperti malam-malam sebelumnya.

              Jika dihitung barisan bapak-bapak tersisa sekitar lima baris saja, sementara anak-anak di belakang kami sekitar satu barisan saja. Ketika bersholawat kutolehkan pandanganku ke belakang kulihat Abang dan Adek bersama teman-temannya mulai dari rakaat ke lima sampai sepuluh hanya duduk bersandar di dinding masjid. Dengan raut wajah yang kusut terlebih lagi menahan kantuk yang begitu berat dan kelelahan bermain bersama teman-temannya. Selesai rakaat ke dua puluh kulihat Abang, Adek dan teman-temannya juga ikut menyelesaikan sholat witir, selesai sholat witir kuarahkan pandanganku kebelakang tak terlihat lagi barisan anak-anak termasuk abang, dek akmal dan teman-temannya.

              Inilah fenomena di masjid dekat rumah kami, dan semoga saja tidak sama hal nya dengan masjid-masjid disekitar rumah sahabat-sahabat semuanya. Karena begitu sayang rasanya meninggalkan rumah Allah, yang pada saat nya nanti akan memberikan syafaat untuk kita. Tapi kita terlebih dahulu yang telah meninggalkannya.

              Sejujurnya ada rasa malu yang begitu dalam dan sesal dalam diri ini, sesal itu begitu menyayat hati, hingga menggores dan lukanya begitu dalam. Entah luka yang  begitu dalam ini akankah terobati, tapi walaupun terobati ia tetap meninggalkan bekas, bekas luka yang begitu pedih. Suatu saat nanti akan menjadi bukti, bahwa ketidakberdayaan diri ini mengajak menuju kearah kebaikan yang menjadi bekal dan kekal. Akankah di Ramadhan ini masjid kami kembali penuh seperti semula ?

              Inilah Ramadhan meninggalkan banyak kisah...

                  

 


Selasa, 05 April 2022

Ramadhan Bersama Keluarga Tercinta


 

Ketika kisah ramadhan hari ketiga ini kutulis, alhamdulillah kota Lubuklinggau sedang di guyur hujan cukup lebat. Sedari sebelum sholat asyar sore ini hari sudah mendung, mendung yang sangat berat. Benar saja ketika pergi ke Masjid kami berkejaran dengan hujan, kupacu sepeda motor milik istriku  dengan cukup cepat agar segera tiba di masjid, agar tak kehujanan. Memulai sholat asyar sore ini di ikuti dengan rintik-rintik hujan membuat sholat asyar kami semakin syahdu.

Hari senin merupakan hari pertama masuk sekolah setelah libur menyambut bulan suci Ramadhan, sedangkan jadwal ketiga jagoanku adalah selasa, kamis, dan sabtu. Karena masih dalam kondisi pandemi. Jadi jadwal sekolah mereka hanya tiga hari selama satu minggu. Selasa ini, merupakan awal dari ketiga buah hati kami masuk sekolah. Kuantarkan ketiganya sampai ke dalam pagar, memang kebahagiaan dan kesyahduan para orang tua adalah ketika mengantarkan putra dan putri kesekolah.

Sambil mengantarkan putra dan putri pergi kesekolah, ayah dan bunda bisa sambil bercerita kepada mereka. Begitu juga dengan ku, tak kulewatkan kesyahduan bersama mereka. “kagek baleknyo jam 9 kan dek” ucapku “tapi galak an baleknyo cepat bi” ujar kedua putraku. Ia ujarku kagek abi jemput yo ! ketika samgpai di sekolah, kurapikan tas mereka satu persatu dan ketiganya mencium tanganku, hati-hati ya sayang! Kulepaskan putra putriku menuju kelasnya masing-masing. Sambil kulantunkan doa semoga apa yang dicita-citakan nantinya akan tercapai.

Tepat sebelum jam sembilan pagi, aku sudah berada di depan pagar sekolah mereka. Kedua putraku pulang nya serentak, tapi tidak dengan Yuk Ima, karena yuk Ima kelas enam maka pulangnya lebih lambat. Sekitar jam 10. Kusambut kedua putraku dengan senyum, ayok bang, dek, ujarku. Selama perjalanan pulang keduanya bercerita tentang aktivitas mereka bersama teman-temannya disekolah. Ada yang bermain, ada juga yang tidak berpuasa, hingga tugas untuk hari berikutnya.

Jam menunjukkan pukul dua belas nol-nol, aku masih berada di depan laptopku. Datanglah dek mamal, dan “Abi boleh dak mecah puaso sekali be”

Dalam hatiku merasa iba, tapi tak ku tunjukkan ke putraku. “sini dek abi gendong yo” lantas kugendong belakang. Karena badannya memang berisi, terpaksa harus gendong belakang. Aku sambil senyum-senyum saja “bentar lagi abi dan tegendong lagi dengan adek ni” yuk “kito nonton sayang”

Dan tetap saja dek mamal, masih ingin pecah puaso. Yuk sini kito bareng bae sayang yo. Tak lama kemudian hape ku berdering...

Ternyata istriku minta jemput dari sekolahnya. Sebelum menjemput istriku, “adek abi jemput umi dulu yo” kagek kito tanyo umi boleh dak adek pecah puaso ?

 

Minggu, 03 April 2022

Ramadhan Bersama Jagoaan

 

Puasa  merupakan hal yang paling dinanti dan ditunggu- tunggu oleh kaum muslimin di seantero jagad raya, karena pada bulan puasa semua pahala akan dilipatgandakan. Dan semua dosa akan diampuni jika mejalankan puasa dengan baik. Di dalam bulan pusa juga ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan ada juga surat cinta yang Allah turunkan untuk umatnya pada bulan Ramadhan. Oleh karena itu Ramadhan begitu spesial bagi umat muslim.

Sehari menjelang sahur ketiga buah hati kami begitu semangatnya dan selalu bertanya-tanya “Abi kapan kito puaso bi yo” terutama anak yang bungsu. Dedek mamal kami memanggilnya di rumah, begitu juga anak pertama  dan anak kedua kami yuk Ima dan Babang Adzka kami memanggilnya. Mereka bertiga selalu semangat dan begitu antusias setiap menyambut bulan suci Ramdhan pun begitu juga tahun tahun sebelumnya. Padahal usia ketiga jagoaan kami masih tegolong anak-anak.

Yuk ima anak pertama kami saat ini kelas enam SD, sedangkan babang Adzka anak kedua duduk di kelas tiga SD, dan adek mamal anak ketiga kami masih kelas satu SD. Tetapi semangat mereka bertiga luar biasa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Seminggu sebelumnya mereka bertiga dan uminya sudah bersiap siap menyambut tamu agung tahun ini, dengan menghias rumah dengan asesoris Marhaban Ya Ramadhan. Begitu juga dengan buku-buku tentang ramadhan sudah kami siapkan buat ketiganya.

Menjelang magrib tiba tepatnya dua April 2022,  sama seperti biasanya ketiaga anak kami. Mereka selalu sholat tepat waktu dan berjamaah, tepatnya di Masjid kompek perumahan kami. Tentu saja bersama-sama teman mereka, hingga akhirnya aku dan istri tercinta menyusul mereka ke masjid, Alahmdulillah gumanku dalam hati. Masjid penuh senak dan sulit bergerak, akupun tak bisa masuk ke dalam masjid dan hanya kebagian sholat magrib  di teras masjid. Beda dengan ketiga jagoaanku mereka lebih awal tentu saja ketiganya sholat di dalam masjid. Begitu juga degan sholat Isya dan Taraweh serta sholat Subuhnya masjid penuh dengan jamaah yang tidak ingin melewatkan hari pertama ini dengan begitu saja.

Tibalah waktu sahur, tepatnya tiga April 2022 atau 1443 Hijriah. Jam dua pagi istiku sudah bangun selalu kuperhatikan walaupun tidak waktu puasa beliau selalu bangun tengah malam dan sholat tahajjud. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan kali ini jam dua sudah bangun dan memasak untuk kami sekeluarga besar. Tepatnya jam tiga malam ada yang memanggil anakku nomer dua “Abang” “abang” ternyata anak tetangga kami  “Adnan” namanya ia teman Abang Adzka dan dek mamal. Masuk sini “Nan” ujar istriku langsung beliau masuk dan membangunkan abang adzka ternyata walaupun masih seprti mengigau tapi sudah bangun karena diajak ngobrol sama Adnan, aku senyum senyum saja melihat buah hatiku dan temannya. Seperti inilah beberapa puluh tahun yang lalu ketika diri ini bersama-sama teman teman di kampung waktu itu saling membangunkan ketika sahur tiba.

Kulihat Abang Adzka dan temannya Adnan keluar rumah dan berteriak teriak di depan rumah membangunkan teman-teman nya yang lain. Dan mereka sepakat ku dengar untuk sholat subuh berjamah di masjidi. Ketika waktu menunjukkan pukul empat  kamipun sekeluarga makan sahur bersama tak lupa anak-anak memimpin doa untuk puasa.

Setelah selesai makan sahur, yuk Ima, bang Adzka dan Dek Mamal kulihat mereka bertiga mengaji sebentar dan disela-sela mengaji tentunya sambil minum. Kemudian merekapun berangkat kemasjid bersama teman-temannya untuk sholat Subuh berjamaah. Kondisi masjidpun sangat ramai baik orang tua, anak-anak penuh sekali masjid kami sampai ke teras-teras dipenuhi jamaah. Alhamdulillah, semoga kondisi ini selamanya bertahan ucapku dalam hati. Karena kondisi seperti ini sangat jarang terjadi kecuali di awal-awal Ramdhan saja, selebihnya kembali seperti semula hanya beberapa baris saja.

Keesokkan paginya mulai dai subuh kulihat ketiganya tak tidur lagi setelah pulang dari masjid lanjut mengaji kemudian bermain bersama teman-temannya. Sampai sekitar jam 10 pagi mereka masih asyik bermain bersama teman-temannya.

Sambil mengepel dan istriku menjemur pakaian, umi jingok mi adek mi ujarku “biasonyo jam 9 kagek la nak makan lagi” ucapku istikupun tersenyum hhhehehehhehe. Ia kami tau betul bahwa dek mamal setelah pulang sekolah jam 9 biasanya minta makan lagi. Dan ternyata memang benar pulang dari main “makan no” katanya meminta makan dengan neneknya. Hehhehehe “dek amalkan pose” kata neneknya hehehhehe dan dek mamal senyum-senyum dan tak jadi makannya.

Tapatnya jam 11 siang kulihat ketiganya tak kuat lagi menahan kantuk, dan mereka bertiga tertidur pulas. Memang kondisi hari yang sangat panas dari  dua minggu sebelumnya. Membuat Ramdhan tahun ini benar-benar menahan haus dan dahaga yang luar biasa hebatnya. Mohon doanya sahabat-sahabat semua semoga puasa kita dan anak anak kita semuanya dilancarkan dan diterima oleh Allah SWT. Dan pada akhirnya nanti Allah menyiapkan beberapa pintu syurga itu untuk umatnya dan kita termasuk di dalamnya, Aaminn. Lubuklinggau, Sumsel. 03/04/2022.

 

 

 

Minggu, 20 Maret 2022

Diujung Penantian Seorang Guru

                         Diujung Penantian Seorang Guru

Peri Saputra

Keruhnya kondisi dunia pendidikan di Negeri tercinta ini, dan belum tuntasnya janji-janji kemerdekaan  terhadap anak bangsa. Membuat hati bergetar dan tubuh melepuh,  rinai-rinai bening itu tidak mampu ditahan, entah berapa lama lagi kondisi ini bertahta. Ingin rasanya diri ini mengadu kepadamu duhai negeriku tercinta,  menumpahkan segala isi hati tapi tak bisa, hanya untaian bait-bait lirih ini yang mampu ku persembahkan kepada dirimu duhai negeriku.

Diri ini sangat memahami begitu sulit dan peliknya permasalahan duni pendidikan di Negeri tercinta ini. Bukan karena bangsa kita tidak memiliki generasi yang cerdas, bukan pula bangsa ini kekurangan tokoh yang peduli dengan dunia pendidikan, dan bukan juga kekurangan guru yang memiliki integritas terhadap dunia pendidikan,  negeri ini banyak memiliki generasi yang cerdas banyak sekali. Bangsa ini juga tidak kekurangan dengan pemimpin yang peduli dan cinta dengan dunia pendidikan. Tapi negeri ini kekurangan generasi yang  mau mengubah kondisi ini,  kami sering kali tak berdaya jika berhadapan dengan masalah ini. Kami ibarat burung-burung yang bisa terbang tapi kaki kami yang satunya terikat di bumi.

            Dalam goresan sederhana ini, diriku sangat memahami bahwa tak sebanding dengan perjuangan teman-teman guru yang lain. Mereka semua pejuang pejuang pendidikan yang ulung dan sangat tangguh, keihklasan, kesungguhan menjadi senjata yang sangat efektif dalam menjalankan tugas sebagai guru. Sesungguhnya kesempurnaan mendidik adalah milik para Rosul dan Nabi Allah SWT, yang menjadi panutan dan tauladan bagi seluruh guru di penjuru dunia ini.

            Kisah ini dimulai tepatnya Satu Januari tahun dua ribu sepuluh Ketika Pertama kali diriku diangkat sebagai guru, walaupun sebenarnya diri ini telah berkecimpung dalam dunia pendidikan dari tahun dua ribu lima di SMA PGRI Lubuklinggau Kota Lubuklinggau. Kemudian hingga diri ini ditempatkan di SMA Negeri Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Jarak dari rumah hingga sekolah tempat mengajar sejauh enam puluh kilometer, tempat mengajar di Kabupaten Musi Rawas sedangkan rumah kami di kota Lubuklinggau. Setiap hari jarak yang harus ku tempuh seratus dua puluh kilometer untuk menemui anak-anak didikku. Dalam perjalanan dari rumah kesekolah, memang jalannya sudah cukup bagus karena beraspal, tetapi tidak sebagus jalan di Ibu Kota Provinsi, jalan yang ku lalui setiap tahun pasti saja banyak lobang dan tak dirikupun pernah merasakan kerasnya aspal. Hingga tubuhku terpental beberapa puluh meter dari atas kuda besiku.

Pada hari itu tepatnya peringatan hari pendidikan nasional, diriku seperti biasa sebelum berangkat kesekolah, diri ini menjalankan kewajiban sebagai hambaNya. Setelah selesai diriku seperti biasa membantu pekerjaan istri sebisaku saja. Tepat jam 6.10 diriku mulai memacu motorku dengan kecepatan 70 Km perjam. Setelah perjalanan selama 30 menit takdir itu berbicara, diriku harus merasakan kerasnya aspal. Hingga wajah dan tangan serta kakiku semuanya luka. Alhamdulillah Allah SWT masih menyelamatkan diriku dan kecelakaan itu tak sampai merenggut nyawa ini.

Mengajar dipelosok negeri ini tepatnya di SMA Negeri Muara Kelingi, sebagai guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tentu tantangannya cukup berat, karena dihadapkan dengan permasalahan penggunaan bahasa daerah yang masih cukup kental dan merata dikalangan siswa. Tantangan ini tentu menjadi motivasi tersendiri bagi diri ini. Seiring dengan perjalanan waktu dari tahun dua ribu sepuluh hingga dua ribu sembilan belas, hasilnya sedikit demi sedikit mulai terlihat. Karena sifat dari penggunaan bahasa ialah mau mencoba dan tidak malu menggunakannya, dengan kata lain siswa harus memiliki tauladan dalam penggunaan bahasa indonesia. Diri ini berusaha memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia bagi peserta didik, beberapa cara yang pernah dilakukan disamping pada saat waktu pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Kemudian pada saat diri ini menjadi pembina upacara atau kegiatan-kegiatan lain seperti perpisahan dan sebagainya, diriku selalu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.

Setelah permasalahan penggunaan bahasa yang sedikit demi sedikit mampu di atasi, tentu saja permasalahan berikutnya adalah keterampilan menulis,   masalah menulis ini masih terus dicarikan solusinya oleh diriku. Karena ketika siswa dihadapkan pada kertas dan pena untuk menuangkan berbagai ide mereka kedalam bentuk tulisan pada saat itu juga kebuntuan pasti melanda. Walaupun dalam proses belajar mengajar selalu menggunakan metode dan penedekatan yang berbeda tetapi selalu saja hambatannya kemampuan mengolah bahasa yang ada dalam pikiran untuk dijadikan tulisan dalam lembar lembar buku, sama seperti siswaku berhadapan dengan hantu yang sangat menakutkan dan menyeramkan.

Berbagai cara untuk membangkitkan minat menulis bagi siswaku, terus kucoba kelas yang kuajarkan selalu kuberi motivasi bahwa menulis itu mulia, menulis juga bisa menjadi profesi yang menjanjikan untuk kehidupan kedepannya. Karena disekolahku kebanyakan cita-cita meraka hanya sebatas mejadi seorang Polisi, Tentara, Bidan, Dokter. Sedikit demi sedikit mulai kuluruskan bahwa cita-cita dan profesi yang ada di dunia ini bukan itu saja, menulispun bisa menjadi profesi yang sangat menjanjikan dalam kehidupan ini. Kusampaikan kepada anak-anakku siapa yang ingin hidup di dunia seribu tahun, dua ribu tahun, tiga ribu tahun atau selama bumi masih berputar, maka menulislah. Selama tulisan ananda semua masih ada maka selama itupula ananda akan terus hidup di dunia nyata.

Melalui tulisan juga kita mampu mengubah cara pandang seseorang, mengubah tingkah laku seseorang, mengubah segalanya dari yang belum tahu menjadi tahu ujarku dihadapan anandaku semuanya. Selain dengan motivasi seperti itu, anak-anak juga sering kuajak untuk membaca tulisan-tulisan inspirasi baik melalui buku atau melalui handpon mereka. Dengan berbagai cara yang kulakukan berharap suatu saat nanti akan muncul niat dari mereka untuk mencoba menulis, menuangkan ide-ide mereka kedalam tulisan.

Diriku sangat berbangga ketika anandaku bernama Anisah Dzakiah Afifah yang ku bimbing selama dua tahun terakhir, sekarang duduk di kelas XI IPA.3 SMA Negeri Muara Kelingi mau mengikuti lomba menulis puisi, lomba yang kami ikuti pertama sekali yang diadakan oleh rekan-rekan Guru Bahasa Indonesia melalui MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Musi Rawas dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, mengadakan lomba cipta baca puisi, Alhasil dengan berbagai teori dan strategi dalam menulis puisi kuberikan kepada Afifah anakku, bahkan kamipun berlatih untuk membaca puisi dengan harapan akan masuk 10 besar dalam lomba tersebut dan berhak melangkah kebabak berikutnya yaitu membakan puisi karya sendiri. Tetapi nasib belum berpihak keada ananku ini, diapun tak masuk dalam deretan 10 besar. Diriku tetap saja secara terus menerus memberikan semangat kepada ananda yang satu ini, walaupun tidak menang kulihat ananda Afifah tidak terlalu berputus asa.

Gagal menjadi juara lomba cipta dan baca puisi di tingkat Kabupaten Musi Rawas, tidak membuat semangat Afifah memudar. Kali ini kami kembali mencoba peruntungan di tingkat Provinsi Sumatera Selatan, mengikuti lomba cipta dan baca puisi yang diadakan Universitas Taman Siswa di Palembang, Se Sumatera Selatan. Beberapa kali puisi anandaku ini kulihat dan perbaikan, secara intensif. Bahkan buku-buku yang berhubungan dengan puisi ku bawakan dari rumah kupinjamkan kepada ananda Afifah ini, setelah kurasa puisi ini layak untuk dikirimkan ke pihak panitia maka puisi ini kukirimkan melalui alamat emailku saputraperi97@yahoo.co.id. Tibahla saat pengumuman diriku pun tak mau melihat hasilnya, karena diri ini tau untuk sekelas tingkat Provinsi Sumatera Selatan rasanya tak mungkin akan masuk dalam kategori juara.

Sekitar pukul 23.00 WIB, handphoneku bergetar, dan kubaca pesan singkat itu bahwa ananda Afifah menjadi juara pertama lomba cipta baca puisi tingkat Provinsi Sumatera Selatan. Alhamdulillah ujarku, anak kampung sekolah di dusun mampu bersaing dengan ribuan anak kota. Sungguh luar biasa ujarku. Terbaru ananda Anisah Zakiah Afifah berhasil menjadi juara II lomba cipta baca puisi di Universitas Sriwijaya Palembang. Pada saat ini saya dan ananda lagi mempersiapkan karya berupa cerpen yang akan diikuti pada ajang FLS (Festifal Literasi Sekolah) tahun 2019.

Pada akhirnya diri ini sangat memahami jika kesempurnaan dalam mendidik hanyalah dimiliki oleh para Rosul Allah SWT, dirinya hanyalah  dedebuan yang tersapu oleh angin, menjadi penerang dalam pekat malam dengan sepercik api dari lilin yang mulai menggigil, bahkan menjadi suluh dalam derasnya hujan tak kan mampu mengusir setitik kekuasaan Allah SWT.

Kamis, 17 Maret 2022

MEMBENTUK KARAKTER ANAK NEGERI MELALUI AAC DAN RSS

LATAR BELAKANG MASALAH

            Arus globalisasi menjadikan aktualisasi gotong royong hanya sekedar ucapan belaka tanpa memiliki makna, hingga saat ini kita sangat merindukan dengan sosok yang bernama gotong royong karena dia telah menghilang dan  tidak diketahui kemanakah dia pergi, sehingga dia menghilang tanpa jejak tak tau rimbanya, entah itu dipedesaan, ataupun diperkotaan. Sekarang tak pernah kita temui kebersamaan semacam itu, jikapun ada hanya sebagian kecil saja. Tentu saja kita akan bertanya-tanya kemanakah dia sesungguhnya, tidak betahkah dia berada di persada bumi pertiwi ini. Sehingga dia begitu asing di negeri sendiri.

            Memudarnya gotong royong akibat dari rasa kebersamaan mulai menurun dan setiap pekerjaan tidak lagi bersifat sukarela, semuanya mulai dinilai dengan materi dan uang. Sehingga jasa sangat diperlukan, kemudian penghargaan hanya didapat oleh mereka-mereka yang mampu membayar. Kondisi yang terus menerus meninilai dari materi seperti ini akan menjadikan nilai-nilai kebersamaan dalam gotong royong begitu luhur menjadi semakin luntur.

            Keadaan di atas merupakan realitas yang ada di sekolah tempat penulis mengajar saat ini, jangankan untuk bergotong royong membuang sampah secara individu dengan kemauan sendiri tanpa disuruh. Merupakan suatu hal yang sangat langka untuk terlihat, apalagi untuk bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah seperti kelas, taman, parit, kantor, wc dan sebagainya. Hal itu tidak akan terlaksana, karena siswa sudah terbiasa bekerja dengan tekanan seperti jadwal dan hukuman dari guru. Bahkan dengan jadwal yang ada banyak siswa yang tidak melaksanakan piket kelas mereka sendiri, hal ini tentu saja sangat menyedihkan.

            Hal yang tidak kala sangat menyedihkan adalah pendidik yang memegang peranan untuk melaksanakan pendidikan karakter, terkadang terlena dengan keadaan sekitar tempat tinggal sehingga di sekolah menjadi lupa jika mereka adalah contoh bagi anak-anak yang kita ajarkan. Karena di sekolah anak-anak akan melihat dan menyaksikan aksi-aksi dari Bapak dan Ibu guru mereka. Tentu saja hal semacam ini akan membuat anak terkontaminasi jika melihat perlakuan guru-guru mereka saja tidak bisa memberikan tauladan.

            Pendidikan karakter yang telah penulis lakukan di sekolah selama ini adalah menanamkan dan menghidupkan kembali gotong royong  (kerjasama, solidaritas, komunal dan berorientasi pada kemaslahatan). Solusi yang penulis tawarkan ialah:

Membentuk Relawan Sahabat Sampah

Relawan di ambil dari kelas-kelas yang ada, cara mencari relawan tentu saja tanpa paksaan anak-anak tersebut penulis tawarkan melalui Osis. Sehingga saat ini relawan yang ada berjumlah 32 orang. Terdiri dari kelas sepuluh, sebelas dan dua belas. Cara kerja yang kami lakukan adalah setiap pagi senin sebelum upacara dan menunggu saat pelajaran kosong, yang dibersihkan adalah lingkungan sekolah, halaman sekolah, taman-taman, selokan dan wc.

Melalui kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, taman, selokan, kantor, dan wc. Kegiatan ini sudah mulai menampakkan hasil yang sangat mengembirakan sekolah kami menjadi juara I lomba sekolah adiwiyata tingkat kabupaten Musi Rawas, dan mewakili Kabupaten Musi Rawas ditingkat Provinsi Sumatera Selatan. Dari segi fisik sangat menonjol sekali, tetapi sebenarnya keberhasilan sesungguhnya ialah menjadikan penulis dan relawan menghidupkan kembali gotong royong yang selama ini tidak pernah dilakukan. Tiba-tiba dengan pembentukan relawan sahabat sampah ini, menjadi bukti bahwa penanaman karakter yang sesungguhnya tidak sulit dan tidak membutuhkan biaya yang besar, siswa hanya membutuhkan keteladanan. Sehingga pembiasaan gotong royong pada saat sebelum upacara dan jam pelajaran kosong membuat kita bekerja sama, memperlihatkan kembali rasa solidaritas kita sesama siswa demi kemaslahatan bersama, terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

Pelaksanaan kegiatan gotong royong yang penulis lakukan bersama relawan belum sempurna, masih banyak kekurangan. Karena dalam derap langkah kami beberapa hambatan terus menghujam diantaranya, waktu untuk  gotong royong sedikit sekali karena waktu yang kami gunakan adalah sebelum pelaksanaan upacara dan hari sabtu sebelum jam masuk, selebihnya memanfaatkan waktu jam pelajaran yang gurunya berhalangan hadir. Sehingga waktu yang ada sangat sedikit sekali untuk ukuran sekolah kami yang lebarnya kurang lebih dua hektar. Beberapa hambatan ini sangat menarik bagi penulis untuk menyusun kembali formula waktu yang tepat untuk digunakan oleh penulis dan relawan dalam bergotong royong.

INOVASI YANG DITAWARKAN

            Mengatasi permasalahan sifat individualisme, memudarnya gotong royong dan menghilangnya rasa kebersamaan sehingga menjadi individualistis dan materialistis. Memang tidak mudah, bahkan Negara melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menghabiskan uang Triliunan Rupiah hanya untuk membentuk kembali karakter-karekter peserta didik di negeri ini. Penulis akan menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi krisis karakter tersebut:

Pertama. Menghidupkan kembali kegiatan gotong royong diantara siswa melalui relawan sahabat sampah, dengan melakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekolah, taman, selokan dan wc. Akan membentuk kembali kebersamaan, solidaritas diantara siswa, dengan adanya kebersamaan dan rasa solidaritas tersebut penulis yakin kelak gotong royong akan kembali lagi dan bersemi di negeri sendiri.

Kedua, mengajak peserta didik untuk hafiz Quran khususnya Juz 30. Melalui hafiz juz 30 akan menjadikan siswa semakin memahami bahwa kebersihan dan kebersamaan telah di jelaskan oleh Allah SWT melalui ayat-ayat cintaNya kepada kita semua. Dengan kedua inovasi ini penulis yakin akan mampu mengatasi masalah pendidikan karakter sekarang ini.

 

TUJUAN

            Permasalah pendidikan karakter bukan hanya masalah bagi Pemerintah, Guru dan Orang Tua saja. Tetapi semua ikut terlibat, oleh sebab itulah penulis memberikan solusi untuk mengatasi masalah karakter tersebut melalui Relawan Sahabat Sampah dan Ayat-Ayat Cinta. Tujuan akhirnya dari kegiatan yang penulis lakukan adalah terciptanya generasi muda yang Religius, Jujur, Peduli Lingkungan, dan Peduli Sosial.

            Jika sebelumnya siswa bersifat individualisme mereka akan menjalin kebersamaan,

Jika sebelumnya siswa tidak perduli dengan lingkungan yang kotor setelah penulis rekrut menjadi relawan maka mereka akan  peduli dengan lingkungan sekolah. Bahkan kabar menggembirakan gerakan relawan ini akan membentuk semacam jaring laba-laba yang semakin hari membuat siswa lainnya tertarik dan mengikuti kegiatan ini.

 MANFAAT

     1.    Jangka Pendek

Manfaat nyata yang sudah dirasakan saat ini seluruh lingkungan sekolah menjadi bersih, nyaman dan bebas sampah. Jika dulu siswa takut untuk buang air kecil ke WC. Tetapi dengan adanya relawan ini wc pun menjadi tempat yang menyenangkan karena bersih dan tidak berbau.

2.        Jangka Menengah

Menjadikan sekolah ini sebagai sekolah model yang bebas sampah, dan sebagai salah satu basis menghidupkan kembali gotong royong, menumbuhkan kembali kebersamaan,  yang selama beberapa dekade telah hilang dinegeri ini.

3.        Jangka Panjang

Penulis berangan-angan untuk jangka panjangnya program yang dibuat oleh penulis akan menjadi program secara Nasional, karena penggabungan Ayat-Ayat Cinta dan Relawan Sahabat Sampah merupakan titik awal pendidikan karakter yang sebenarnya. Karena tidak perlu mengeluarkan dana sampai Triliunan Rupiah hanya untuk karakter, cukup dengan mengajarkan kembali ayat-ayat cinta dan menanamkan kembali gotong royong pendidikan itu akan berhasil.

 

SUMBER DAYA PENDUKUNG

            Setiap kegiatan yang akan penulis lakukan tentu saja membutuhkan sumber daya pendukung untuk dapat menjalankan program-program yang telah disusun. Pertama tentu saja, Sumber Daya Manusia  sangat diperlukan penulis dalam kegiatan ini, terutama rekan sesama guru memiliki cara pandang yang sama dengan penulis sehingga penulis tidak sendiri dalam membimbing dan bekerjasama dengan anak-anak relawan. Kedua penulis sangat berharap di daerah kami khususnya Kabupaten Musi Rawas nantinya memiliki tenaga yang memang Hafis Alquran sebagai kordinator anak-anak untuk Hafiz Quran. Ketiga, untuk melaksanakan program hafiz Qur’an sekolah membutuhkan Al Qur’an sekitar enam ratus.

            Jika ketiga sumber daya pendukung tersebut terpenuhi penulis sangat yakin pendidikan karakter khusunya di sekolah kami dapat tercapai dengan baik. Dengan harapan nantinya program ini akan di contoh oleh Nasional.

 SIMPULAN

            Memudarnya gotong royong akibat dari rasa kebersamaan mulai menurun dan setiap pekerjaan tidak lagi bersifat sukarela, semuanya mulai dinilai dengan materi dan uang. Sehingga jasa sangat diperlukan, kemudian penghargaan hanya didapat oleh mereka-mereka yang mampu membayar.

            Inovasi yang penulis terapkan untuk membentuk kembali karakter tersebut melalui relawan sahabat sampah dan Hafiz Al Quran Juz 30. Melalui relawan sahabat sampah dan hafiz Quran tersebut diharapkan menjadi solusi yang efektif dalam dunia pendidikan. Pada akhirnya nanti penulis berharap negara ini akan kembali lagi pada jati diri yang sesungguhnya.

 

  

Tips Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak

Pendidikan formal masih menjadi primadona bagi orang tua, dan orang tua menganggap pendidikan formal ini harus ditempuh setiap anak. Di Indo...

Populer Post