Aku hanya selembar daun yang mulai menguning, dan sebantar lagi akan jatuh berguguran tertiup angin. Bertebaran di bumi tertutup oleh lembar lembar daun lainnya.
Cari Blog Ini
Kamis, 16 Juni 2022
Bandung Mempesona
Tak selamanya Oemar Bakri itu identik dengan menulis, membaca buku, siswa dan mengajar. Karena guru juga manusia, memang kebahagiaan kami adalah ketika bertemu dengan para siswa dan menyaksikan keberhasilan mereka..
Pagi ini cuaca sangat dingin, karena semalaman kota Lubuklinggau diguyur hujan cukup lebat. Hari masih menunjukkan pukul delapan pagi, kami sudah berkumpul di Muara Beliti ibu Kota Kabupaten Musi Rawas, perjalanan dari kota Lubuklinggau sekitar 15 menit saja dengan menggunakan kendaraan roda empat, perjalanan lima belas menit dari kota Lubuklinggau benar-benar tak terasa karena kami sudah tiba di muara beliti pagi itu.
Sesampainya kami di muara beliti, ternyata rekan-rekan guru dari SMA Negeri Muara Kelingi sudah sampai duluan bersama Bus yang telah kami sewa sebelumnya. Setelah semuanya lengkap kami berdoa dan kami pun berangkat menuju Kota Bandung dengan tujuan SMA N 1 Bandung dan Pesantren Daarut Tauhiid.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, karena melewati pulau dan melewati beberapa provinsi akhirnya kami tiba di Kota Bandung. Walaupun perjalanan ini begitu melelahkan, tapi dengan kebersamaan antara rekan-rekan guru membuat perjalanan ini tak terasa.
Kami tiba di kota Bandung tepatnya malam hari, dengan kondisi yang begitu melelahkan ibarat habis mengikuti lomba marathon beribu-ribu kilo. Setelah semuanya dapat kamar, kami pun menuju kamar masing-masing dan langsung saja aku guyur tubuhku dengan air. Segar sekali rasanya seperti di saat-saat kehausan mendapatkan juz pokad. Setelah selesai mandi aku dan beberapa teman masih menyempatkan diri untuk berjalan-jalan disekitar penginapan, sekedar menghilangkan kelelahan dan ingin menghirup udara kota bandung sekaligus menikmati lezatnya kuliner di kota kembang ini.
Tik..tik..tik... terdengar begitu syahdu mengalun ditelingaku, saat kupikir pendar-pendar cahaya akan menemaniku malam ini. Tidak demikian, nyatanya rintik hujan lebih dahulu turun menyirami kota kembang. Sementara angin masih beradu lirih pada waktu yang enggan tuk berpisah, sementara aku masih begitu lirih dengan kelelahan pada kenangan dan perjalanan yang telah kami lalui untuk sampai ke tempat ini. Hari yang melelahkan, akhirnya aku dan kawan-kawan terlelap menutup malam pertama kami di kota kembang.
Ketika terbangun kulihat pukul empat, kugeser hordeng di jendela dan kuarahkan padanganku ke luar, ternyata masih gelap dan hanya terlihat gemerlip lampu-lampu dari gedung yang berada di sekitar penginapan kami. Sementara kedua orang sahabatku masih tertidur pulas. Maklum saja perjalanan yang cukup jauh menguras tenaga dan energi kami semuanya. Kualiri seluruh tubuhku dengan air dari kran, sejuk sekali seperti air yang mengalir dari lereng perbukitan dan seketika tubuhku menjadi segar bugar kembali.
Setelah selesai mandi dan berwudhu aku bersimpuh pada sajadah yang telah disiapkan di penginapan kami. Sambil menyelesaikan bebebarapa rakaat dan lembar-lembar surat cinta dari Allah. Sementara di luar sana mengalun sendu dan sangat merdu, suara tilawah telah bersahut-sahutan dari masjid disekitar penginapan kami. Setelah selesai sholat subuh berjamaah, aku bersama ke dua sahabat telah siap untuk berjalan jalan sekaligus olahraga ringan. Kemudian melewati recepsionis dan bertanya dimana tempat berolahraga. Dan kami bertiga terkejut, dari penjelasan akang recepsionis bahwa alun-alun kota bandung berada sekitar 400 meter saja dari penginapan kami.
Alun-Alun Bandung Memposona
Setelah mendengar penjelasan dari akang recepsionis tadi, aku dan ke dua sahabat ku rasanya tak sabar lagi. kami bertiga langsung tancap gas, walaupun sebenarnya berjalan kaki. Dan setelah beberapa menit berjalan kaki kami bertiga berucap “masyaAllah” kami bertiga takjub luar biasa. Dihadapan kami terhampar alun-alun kota Bandung dengan segala magisnya, dan rumput sintesis yang terhampar luas membuat tempat ini begitu indah dan menarik. Bagi siapa saja yang datang ke tempat ini, tentu akan terpesona.
Kami bertiga langsung masuk ke hamparan rumput sintesis, setiap pengunjung yang ingin masuk tentu saja melepaskan alas kaki. Sehingga tempat ini benar-benar bersih, sementara disisi lain dari alun-alun kota Bandung terdapat masjid Raya Bandung dengan menara kembar dan kubah emasnya. Sungguh membuat kami takjub, tempat yang sangat indah, dan yang membuat kami salut walaupun tempat ini begitu ramai pengunjungnya tapi kebersihannya tetap terjaga.
Setiap pengunjung ditempat ini ternyata tidak perlu mengeluarkan cuan, karena semua fasilitas di tempat ini gratis bagi pengunjungnya. Alun-alun Bandung terbuka untuk umum setiap hari selama 24 jam. Tempat ini paling ramai dikunjungi terutama pada hari libur dan malam minggu pelancong yang datang tidak hanya dari dalam kota. Seperti kami pada saat ini dari seberang yang amat jauh dari pelesok negeri.
SMAN I Bandung Luar Biasa
Tepat pukul sembilan nol-nol kami tiba di SMA N I Badung, sesaat sampai di tempat ini. Dari luar pagar kami semuanya sudah takjub dengan kondisi sekolah ini bersih dan rapi, kami disambut dengan begitu ramah oleh segenap civitasnya. Setelah diadakan pertemuan sekitar dua puluh menit bersama kepala sekolah dan seluruh dewan guru di SMAN I Bandung. Kami diajak berkeliling di setiap sudut sekolah ini, dan ini menambah decak kagum kami. Dengan fasilitas dan program-program yang ada, menjadikan sekolah ini sebagai sekolah favorit di Bandung.
Sesampainya kami di sekolah ini, langsung diajak keruangan untuk ajang silaturahmi, dari hasil paparan singkat, bahwa prestasi sekolah ini sangat membanggakan dan luar biasa baik di level nasional maupun internasional. Untuk urusan di terima di Perguruan Tinggi Negeri melalui SNMPTN juga luar biasa, rata-rata siswanya di terima di PTN dan yang belum diterima melalui jalur khusus SNMPTN mereka rata-rata diterima melalui jalur mandiri. Kemudian dari segi ekstrakulikuler juga telah meramaikan ajang-ajang tingkat nasional.
Jika di bandingkan sekolah ini dengan tempat kami mengajar, maka perbedaannya sekitar 360 derajat. Ibarat bumi dengan langit, baik dari segi apapun itu. Kami menyadari hal ini dengan sepenuh hati, maklum jika sekolah kami berada di pedesaan dan jauh dari ibu Kota Kabupaten sementara sma yang kami kunjungi saat ini berada di pusat kota besar yang begitu ramainya.
Satu hal yang membuat ku begitu takjub, anak-anak di SMA N I Bandung sudah mengeluarkan beberapa buku baik itu antologi puisi maupun cerpen hasil karya mereka. Dan buku–buku tersebut telah disebarluaskan.
Pesantren Daarut Tauhid
Setelah selesai mengunjungi SMAN I Bandung, kami pamit dan bergegas menuju pesantren Daarut Tahuiid di Lembang. Selama perjalanan begitu mengasyikkan, melewati kota Bandung yang begitu indah, sayang rasanya untuk dilewatkan begitu saja. Ibaratkan anak remaja baru jatuh cinta. Itulah yang kami rasakan saat ini, saat pertama kami menginjakkan kaki di kota ini. Kami telah jatuh cinta pada padangan pertama.
Setelah melewati arus lalu lintas yang begitu padat, akhirnya kami sampai di pesantren Daarut Tauhiid. Alhamdulillah kami disambut oleh beberapa orang ustad, dan kami langsung diajak untuk mengikuti kajian yang kebetulan sedang dilaksanakan di masjid pada saat itu.
Setelah mengikuti kajian, kami langsung bersilaturahmi dan diajak mengunjungi setiap sudut pesantren Daarut Tauhidd didampingi beberapa orang ustad. Dari pondok pesantren ini, begitu banyak pelajaran yang kami dapatkan. Pondok ini begitu bersih dan tertata rapi, sehingga akan membuat nyaman bagi siapa saja yang berada di sini.
Pondok pesantren Daarut Tahidd memiliki beberapa kelebihan diantaranya, seleksi yang ketat kepada setiap santri baru yang akan mengeyam pendidikan di sini. Ini dilakukan untuk menjaga kualitas terutama hafalan alquran kedepannya. Karena pondok memiliki target yang telah disepakati. Disamping itu juga, yang membuat pondok pesantren ini berbeda ialah intensitas usaha atau aktivitas ekonomi di dalam lingkungan pesantren yang menunjang kemandirian.
Lodge Maribaya Serpihan Syurga
Setelah mengunjungi pesantren Daarut Tauhiid kami dan rombongan menuju salah satu destinasi wisata yang terkenal di lembang, “Lodge Maribaya” namanya, memang negeri tercinta ini kaya akan keindahan alamnya, jika diibaratkan maka memang benar gambaran syurga itu ada di negeri tercinta ini salah satunya ialah Lodge Maribaya.
Jalan menuju ke destinasi ini, tambah mengasyikkan dia akan menghapus gundah gulana yang ada di setiap insan. Bahkan ketika pikiran kita yang sedang penat pun jika kita mengunjungi tempat ini maka akan segera sirna. Karena tempat ini benar benar akan memanjakan hati dan pikiran setiap pengunjungnya. Karena lodge maribaya berada dipegunungan di keliligi hutan pinus. Sepanjang mata memandang hanyalah keindahan dan ketakjuban. Tentu saja membuat sepanjang perjalanan semuanya akan memukau dan membuat kita enggan berpisah darinya.
Ketika kami sampai di tempat ini, semua penat yang kami bawa dari tanah kelahiran yang jauh dari seberang semuanya hilang. Lereng-lereng bukit dipenuhi oleh hamparan pohon pinus yang luas dan sangat memukau, udara yang begitu sejuk bentangan alam nan eksostis cantik nan rupawan. Begitu indah ciptaanNya, bersyukur kami dan rombongan bisa mengunjungi tempat seindah ini.
Tak terasa hari sudah sore, cuacapun mendung. Sekalipun kami dan rombongan enggan pergi dari tempat ini, tapi kami dan rombongan tetap kembali. Bagaimana mungkin ingin kembali secepat ini karena rasa hati telah terpaut dengan indahnya tempat ini. tetapi kami jaga kekagamuman akan indahnya tempat ini, ia tak akan sirna. Suatu saat nanti kami akan kembali..
Langganan:
Komentar (Atom)
Tips Memilih Sekolah yang Tepat untuk Anak
Pendidikan formal masih menjadi primadona bagi orang tua, dan orang tua menganggap pendidikan formal ini harus ditempuh setiap anak. Di Indo...
Populer Post
-
Puasa merupakan hal yang paling dinanti dan ditunggu- tunggu oleh kaum muslimin di seantero jagad raya, karena pada bulan puasa semua pa...
-
Tak selamanya Oemar Bakri itu identik dengan menulis, membaca buku, siswa dan mengajar. Karena guru juga manusia, memang kebahagiaan kami...
-
Hari ini tepat hari ke sepuluh saya menulis di kompasiana, selama ini beberapa tulisan mengenai puisi, cerpen, artikel, dan sedikit hasil ...